Di seputaran Jawa Tengag, rajin sabet juara. Di Sentul kecil dan di Subang Jawa Barat juga nyaring bersaing di barisan depan dengan pasukan Jakarta atau Jabar yang sudah lebih dulu tenar di jagad balap matik. "Kami ingin buktikan, bahwa pasukan daerah tidak kalah," tegas Mukti Ali, bos TPWMDI.
Bertarung di kelas 150 cc, Mio itu banyak mengandalkan kreativitas Eko Febrianto. "Awalnya try and error. Tapi, kelamaan ketemu juga seting maksimalnya," terang pria yang biasa dipanggil Ferry ini.

Misal soal pully. Sebelum tersedia big pully racing, Ferry bikin akal-akalan pada pully standar. "Dibubut jadi 15 derajat. Sehingga lebih rebah. Kan v-belt jadi bisa lebih naik. Efeknya putaran atas lebih naik lagi rpm-nya," alasannya.
Kreativitas lain ada pada tapak kampas kopling. Sudah dibuat lebih kuat dengan aplikasi kampas bekas kapal. "Jadi sepatu kampas dipantek dengan bekas kampas kopling kapal. Tinggal diukur sesuai kebutuhan lalu dipantek," terang Ferry yang mengaku dapat bahan kampas kapal dari Surabaya.
Fokus korekan Ferry memang mencoba memacu pergerakan rpm lebih cepat naik. Langkah yang dilakukan dengan mematok kompresi di 13,8 : 1.
Lumayan tinggi memang. “Kalau digeber di balap matik yang mengharuskan pakai bersin Pertamax Plus harus atur ulang dari timing pengapian,” jelas Ferry yang berbadan agak gembul itu.

"Itu pun di 8.500 rpm. Puncak tenaga efektif ke luar di bawah 10.000 rpm. Memang enggak terlalau gede. Tapi, yang penting motor terus jalan. Intinya, sebelum ketemu tikungan, peak power sudah ke luar," kiatnya.
Sementara untuk setingan head silinder, Ferry sudah mencoba beberapa ubahan. "Awalnya dengan klep 28 mm (in), 24 mm (ex). Tapi sejak final Matic Race di Subang, coba dengan 30 mm (in) dan 25 mm (ex). Regulasi yang memboleh kan. Jadi kita coba. Kata Tonny, lebih enak lagi dengan seting terbaru," tambah cowok berkulit agak gelap ini.
Khusus soal head silinder, Ferry memang tidak banyak mengolah bagian itu. "Tinggal order. Cuma ngasih ukuran klep, head selanjutnya dibikin di Jogja. Sementara untuk ukuran, saya belum sempat mencoba menghitung sendiri," kilah Ferry sambil bilang sudah menggunakan klep untuk Toyota Camry ini.
Agar putaran bawah enggak belet banget, Ferry tetap pakai rasio standar 13/42. Tapi, roller terlebih dahulu sudah dientengin dengan pakai ukuran 8 gram.
Begitu juga kalau dilihat dari karakter kem yang dipahat mekanik asli Purwokerto ini. Punya durasi 275 derajat, LSA dibuat ada di rentang 102-104 derajat.
Okelah kalo begeto!
TARGET MELAMBUNG
Musim balap 2010, pasukan Mukti Ali ini tak lagi jadi tim ayam sayur. Soalnya, kucuran dana atau sponsor kuat sudah datang dari TDR dan Petronas. "Saya pasang target, prestasi lebih bagus lagi di 2010. Apalagi dukungan sudah ada," yakin Mukti Ali yang juga juragan sapi ini.
Riset juga akan dikembangkan. "Ada banyak part baru dari Warid dan TDR yang akan kami riset. Harapannya, bisa makin laju motornya. Setidaknya, akal-akalan otak sudah terbantu dengan tersedianya part yang siap pakai," aku Ferry.
Selain di 150 cc, Ferry juga sedang konsetrasi membangun Mio di kelas FFA. "Tahun lalu kan ngikutin regulasi yang ada di Jawa Tengah yang mentok di 200 cc. Sekarang mau coba bikin motor sesuai regulasi di Jabar dan DKI. Bisa di atas 300 cc. Semoga bisa kompetitif juga nanti seperti di kelas 150 cc," harap Ferry.
DATA MODIFIKASI
Karburator : Keihin PE 28
Pilot-jet : 42
Main-jet : 118
Pelek : TDR
Sok : YSS
Piston : Honda GL Max
Penulis/Foto : Chuenk/Andika, Aong
Tidak ada komentar:
Posting Komentar