VIVAnews - Anggota DPRD Lamongan patut diacungi jempol. Sampai kini mereka tidak sedikit pun ragu menggunakan dana APBD untuk membiayai Persela Lamongan di Liga Super Indonesia (LSI).
Mereka sepertinya tidak sekhawatir klub-klub lain yang tidak berani menggunakan dana APBD. Mereka menanggapi dingin ketakutan daerah lain.
Sebab, tak ada klausul yang mengatakan dana APBD tidak boleh digunakan untuk olahraga. Karena itu, tiap tahun Persela dengan mulus mendapatkan kucuran dana dari APBD dengan jumlah miliaran rupiah.
Menariknya, jumlahnya justru meningkat tiap tahun. Hanya saja, dalam buku APBD, dana itu bunyinya tidak masuk pada pos Persela, melainkan masuk ke pos KONI Kabupaten Lamongan. Untuk tahun ini, KONI Lamongan mendapat anggaran Rp 16 miliar. Dari dana sebanyak itu, Rp 14,5 miliar dipakai Persela.
Sedangkan yang Rp 1,5 miliar, dipergunakan untuk KONI dan seluruh cabang olahraga lainnya di Lamongan. Bendahara Persela, Yuhronur Efendi mengatakan, klub-klub sepakbola di Indonesia sebenarnya tidak perlu ribut soal anggaran yang bersumber dari APBD. Pasalnya, tidak ada yang melarang.
”Tidak ada larangannya. Klub tak usah ribut, kan anggaran itu masuk ke KONI, bukan ke klub. Nanti KONI yang memberikannya ke klub,” jelas Yuhronur, yang juga Dirut PD Bank Daerah Lamongan ini.
Hemat Anggaran
Karena itu, anggaran tersebut penggunaannya berlangsung selama satu tahun. Termasuk untuk rekrutmen pemain saat ini. Untuk itu, Persela harus menghemat anggaran.
”Anggaran untuk mencari pemain sekarang, ya sama dengan anggaran yang dulu. Jadi kita harus benar-benar bisa menghemat anggaran,” terangnya.
Dengan adanya penghematan anggaran ini, Persela tidak bisa mengontrak pemain yang nilai kontraknya lebih dari Rp 1 miliar. Kontrak pemain tim asuhan Widodo Cahyono Putro ini, baik asing maupun lokal, semuanya di bawah Rp 1 miliar. Malahan, kontrak pemain asal Lamongan bisa dikatakan lebih rendah dibanding pemain dari luar Lamongan.
Pemahanan anggota DPRD Lamongan berbeda dengan daerah lain, sebut saja Surabaya. Karena terlalu telitinya, penafsirannya berbeda. Anggota DPRD Surabaya cenderung menghambat Persebaya menikmati ‘kue’ APBD itu.
Sementara itu, terkait dengan kontrak pemain, Eko Joni Budiarto, striker asli Lamongan yang pada LSI musim lalu memperkuat Persitara Jakarta Utara, sampai kini belum juga meneken kontrak di Persela. Ketika berada di Stadion Surajaya, Senin sore, 27 Juli 2009 Joni mengaku belum dikontrak kubu Laskar Joko Tingkir.
Hal yang sama dialami Charles Putiray. Kendati sudah tujuh tahun di Lamongan dan sampai kini masih tinggal di Kota Soto itu bersama istri dan anaknya, namun belum juga dikontrak Persela.
Sementara itu, Amsyar Reza dan Andro Levandi, justru dipertahankan dan sudah teken pra kontrak dengan Laskar Joko Tingkir.
Laporan: Ighfir Zainun/GOSport
• VIVAnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar